animasi

Sabtu, 20 April 2013

Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Mahal

Beberapa daerah terpencil di Indonesia terpaksa harus menggunakan pembangkit listrik tenaga matahari atau tenaga surya. Investasi pengembangan pembangkit listrik saja cukup mahal. Sebagai gambaran, untuk membuat pembangkit tenaga surya mandiri harus disiapkan baterai khusus berkapasitas besar untuk menyimpan listrik saat kondisi mendung atau malam hari. "PLTS itu harus punya baterai. Baterai itu harganya mahal sekali," kata Dirut PT PLN (Persero) Nur Pamudji kepada detikFinance di Manodo Sulawesi Utara akhir pekan lalu. Sehingga jika suatu wilayah hanya mengadalkan pasokan listrik dari PLTS saja, maka membuat harga jual listrik menjadi sangat mahal. Nur Pamudji menjelaskan, PLTS tidak bisa berdiri sendiri, harus ada pembangkit listrik pendukung lainnya seperti tenaga diesel. "Membuat sistem yang melulu PLTS jadi mahal. Harga jual listrik PLTS nggak bisa 25 sen atau 30 sen dolar jadi harganya 45 sen atau 50 sen dolar per kwh itu realitanya," tambahnya. Menurutnya dengan PLTS dikombinasikan dengan Pemangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), bisa mengurangi biaya. Penjelasannnya, saat siang hari daya listrik bisa dihasilkan dari sinar matahari yang ditangkap oleh panel surya maka listrik yang dihasilkan murah. Kemudian saat kondisi mendung atau malam, PLTD bisa diaktifkan tanpa harus menggunakan baterai yang haganya sangat mahal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar